TUGAS PAPPER
MATA KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
“PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA”
Oleh :
1.
Risky
Widayanti 125040200113002
2.
Maria
Ani Novita Atuk 125040218113003
3.
Setiawan
Tito 125040218113004
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
FAKULTAS
PERTANIAN
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
KEDIRI
2014
Pembuatan Benih Hibrida pada Tanaman Jagung
Varietas unggul merupakan salah satu komponen dari teknologi dalam usaha tani yang dapat memberikan produktivitas tinggi, namun varietas
unggul menjadi tidak berarti jika kualitas benih rendah. Varietas
hibrida ialah F1 persilangan antara dua tetua, tetua dapat berupa alur murni,
hibrida silang tunggal dan varietas atau populasi bersari bebas. Tetua hibrida
biasa disebut materi induk (parent stock). Contoh: Semar-10, Bima-1, Bima-2
Bantimurung, Bima-3 Bantimurung, Bisi-2, NK11, NK55, NK33, C7, P11, dsb. Benih berkualitas tinggi adalah benih yang mempunyai
viabilitas tumbuh lebih dari 95% pada saat 4 hari setelah tanam dalam kondisi
normal. Jagung hibrida yang digalakkan pemerintah untuk
meningkatkan nilai yang tinggi merupakan jagung hibrida yang merupakan dari
generasi pertama hasil penyilangan dua galur murni atau plasma nutfah atau
dengan kata lain Jagung hibrida merupakan generasi pertama hasil persilangan
dua galur murni. Pemulia jagung pada umumnya melakukan dan memulai perakitan jagung hibrida melalui
persilangan galur/plasmanutfah. Palsma nutfah itu sendiri mempunyai peranan
yang sangat penting dan menjadi dasar karena dapat menentukan ketersediaan
tetua unggul. Tetua
yang berasal dari plasma nutfah superior dengan karakter agronomi ideal akan
menghasilkan galur yang memiliki daya gabung yang baik (Suwarno,
B.W.2009). Langkah-Langkah
Pembentukan Galur Unggul Pembentukan galur unggul pada dasarnya terdiri dari
empat tahap, yaitu :
(Langkah-Langkah
Pembuatan Gakur Unggul)
Pembentukan Galur
Murni
Galur
murni dihasilkan dari
penyerbukan sendiri hingga diperoleh
tanaman yang homozigot. Galur murni dapat terjadi apabila
persilangan dalam suatu galur antara 2 individu menghasilkan keturunan dengan
penampilan standar yang sama dengan tetuanya. Dalam
membentuk galur murni baru, seorang pemulia
mulai dengan plasmanutfah/ individu tanaman yang heterozigot. Dengan
penyerbukan sendiri, terjadi segregasi, penurunan vigor, kemampuan tumbuh dan
berproduksi. Selain
mengalami penurunan vigor individu tanaman yang diserbuk sendiri penampakkan
berbagai kekurangan seperti: tanaman bertambah pendek, cenderung rebah, peka
terhadap penyakit, dan bermacam-macam karakter lain yang tidak diinginkan. Munculnya
fenomena-fenomena tersebut dikenal dengan istilah depresi silang dalam atau
inbreeding depression
(Suwardi, 2009). Tujuan penyerbukan sendiri adalah untuk mengatur
karakter-karakter yang diinginkan dalam kondisi homozigot sehingga genotipe
tersebut dapat dipelihara tanpa perubahan genetik. Selama proses
penyerbukan sendiri, banyak gen-gen resesif yang tidak diinginkan menjadi
homozigot dan menampakkan fenotipenya. Tanaman asal dinamakan S0,
dan progeni penyerbukan sendiri dari tanaman tersebut dinamakan S1 (progeni
penyerbukan sendiri generasi pertama). Progeni penyerbukan sendiri generasi
kedua dinamakan S2, dan seterusnya (Suwarno, B.W.2009)
( Proses Pembuatan Galur Murni)
Macam-macam Pembentukan
Hibrida
Disamping
memiliki hasil yang tinggi, hibrida silang
tunggal lebih seragam dan produksi benihnya relatif lebih mudah
dibandingkan dengan hibrida silang tiga galur dan silang ganda. Adapun lebih jelasnya sebagai berikut
:
1.
Hibrida Silang Tunggal (Single Cross Hybrids)
Hibrida silang tunggal
adalah hibrida dari persilangan antara dua galur murni yang tidak berhubungan
satu sama lain. Galur-galur
murni yang digunakan dalam silang tunggal diasumsikan telah homozigot.
Oleh karena itu, tanaman hibrida silang tunggal bersifat heterozigot pada semua
lokus dimana kedua galur murni berbeda. Disamping
memiliki hasil yang tinggi, hibrida silang tunggal lebih seragam dan produksi
benihnya relatif lebih mudah dibandingkan dengan hibrida silang tiga dan silang
ganda. Namun demikian, bahwa hibrida silang tunggal memiliki stabilitas
penampilan yang lebih rendah dibandingkan dengan hibrida silang ganda.
2.
Hibrida Silang Tunggal yang Dimodifikasi (Modified
Single Cross Hybrid)
Hibrida silang tunggal
yang dimodifikasi adalah hibrida dari sebuah silang tiga yang menggunakan
progeni dari dua galur murni yang berhubungan sebagai tetua betina dan satu
galur murni yang tidak berhubungan sebagai tetua jantan. Dua galur murni
yang berhubungan (A_ dan A__) mempunyai kemiripan genetik mengenai tipe tanaman
sehingga terdapat segregasi minimal untuk karakteristik tanaman yang dikenali
pada progreni hibrida (A_A__). Karena
progeni tersebut menghasilkan benih lebih banyak dibandingkan galur A_ atau
A__, maka progeni tersebut digunakan sebagai tetua betina pada silang tunggal
yang dimodifikasi. Galur murni yang tidak berhubungan digunakan sebagai
tetua jantan. Penampilan silang tunggal yang dimodifikasi pada lahan
petani memiliki kemiripan dengan silang tunggal.
3.
Hibrida Silang Ganda (Double Cross Hybrid)
Hibrida silang ganda
adalah progeni hibrida dari persilangan antara dua silang tunggal. Silang
ganda melibatkan empat galur murni yang tidak berhubungan satu sama lain.
Pasangan galur murni disilangkan sehingga membentuk dua silang tunggal,
kemudian disilangkan untuk menghasilkan silang ganda. Benih silang ganda
dihasilkan dari tanaman silang tunggal yang telah diserbuki oleh silang tunggal
kedua. Hibrida silang ganda yang dihasilkan dari galur murni (A x B) x (C
x D).
Adapun Tahapan Pembuatan Benih Jagung hibrida, tahapan tersebut diantaranya:
1.
Pilih 2 jenis jagung yang masing-masing memiliki sifat unggul. Misal jagung
A memiliki sifat bertongkol 2, kecil, berumur panjang, dan jagung B memiliki
sifat bertongkol 1, besar, berumur pendek.
2.
Tanam kedua jenis jagung tersebut dengan cara "1 baris jagung B dan 3/
4/5 baris jagung A, kemudian 1 baris lagi jagung B dan di ikuti oleh 3/4/5
baris lagi jagung A begitu terus sampai habis larikan di sawah dan diakhiri
oleh 1 baris jagung B. Berikut adalah contoh perbandingan 1 : 3 ( B
A A A B A
A A B A A
A B ).
3.
Jika jagung mulai berbunga, cabutlah bunga atas jagung A sebelum bunga itu
mekar secara keseluruhan, jangan ada sisa dan biarkan bunga atas jagung B.
4.
Jika jagung sudah tua dan siap panen, maka panenlah terlebih dahulu jagung
B dan beri wadah khusus, tujuannya agar tidak tercampur. Kemudian jagung A
dipanen seperti biasanya.
5.
Rawat dengan baik jagung A dan rontokkan bijinya,..nah benih jagung yang
siap ditanam lagi adalah jagung A yang memiliki sifat bertongkol 2, besar dan
berumur pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Suwardi. 2009. Teknologi Produksi dan Pasca
Panen Benih Unggul Jagung Hibrida. Prosiding Seminar Nasional Seralia.
Vol. 7(2): 307-312.
Suwarno, B.W.2009 . Perakitan Varietas Jagung
Hibrida. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Fadhly,
MS, Ir. A.F.2010.Perakitan Teknologi
Produksi Benih Jagung Hibrida Berumur Sedang. Maros: Balai Penelitian
Tanaman Serealia
Takdir
M, Andi; Sri Sunarti, dan Made J. Mejaya. Pembentukan Varietas
Jagung Hibrida. Maros:
Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih